Gaya Komunikasi Caturwulan Pemerintahan Prabowo Subianto



Jalan caturwulan atau menuju empat bulan pemerintahan Prabowo Subianto bisa dibilang masih serampangan. Setidaknya begitu yang tampak dari kacamata penulis. Seolah tak ada strategi komunikasi yang mumpuni diterapkan.

Padahal gaya komunikasi pemerintahan harus terlihat satu komando di mata masyarakat sehingga terkesan kompak dan solid. Berkaca dari gaya komunikasi pemerintahan di Amerika Serikat yang penuh dengan strategi kampanye terhadap satu isu dan sandaran data yang kuat sepertinya memang menjadi keharusan sehingga terlihat proporsional di mata publik. 

Pemilihan diksi, gestur maupun gaya bahasa yang diplomatis mampu meyakinkan publik. Ambil contoh khas Presiden Obama yang kental dengan nuansa optimisme, empatik dipadu dengan struktur bahasa yang logis sambung menyambung dengan bahasa yang diucapkan sebelumnya.

Siapa tim komunikasi Obama di balik layar? Adalah Daniel Pfeiffer seorang Demokrat yang khas dengan tagline Yess We (still) Can sebuah kalimat pendek yang sering diucapkan Obama dengan gaya simpatik. Sosok inilah menjadi orang sukses di belakang layar dari masa kampanye Obama hingga akhir jabatannya sebagai Presiden Amerika Serikat. 

Setiap isu, ada aja tagline yang ditampilkan dan menjadi benchmark pada setiap momen-momen Presiden Obama masa itu. Sekarang mari kita tarik di masa sekarang di momen Presiden ke-8 Prabowo Subianto. Adakah momen atau tagline masa Presiden Prabowo? Ada, tagline itu adalah Oke Gaz. Tapi Oke Gaz hanya semacam euforia pada masa-masa kampanye. Tidak ada simpatiknya di tagline itu. Tagline idealnya menjadi khas, mampu menyentuh semua lapisan publik. Apa lagi, jika diukur dengan level komunikasi publik bernegara. Level komunikasi simpatik ideal, sederhana dan bisa dipahami semua unsur di dalam negara. 

Baca Lagi : Gaya Jokowi di Depan Publik

Dan kita tahu, kehidupan roda bernegra adalah level tingkat tinggi yang dinamis. Sangat dinamis malah. Sampai sekarang memasuki masa empat bulanan Presiden Prabowo belum ada tagline yang menjangkau setiap kebijakan yang dikeluarkan. Saya membayangkan jika dikumpulkan berapa banyak stah komunikasi yang dimiliki pemerintahan Presiden Prabowo. Dari level tim komunikasi istana hingga level tim komunikasi tingkat menteri. Tidak atau belum padu. Itu kesimpulan saya sementara ini. Harus ada leader dalam membuat atau mengeluarkan kebijakan tertentu. Tidak saling bantah antar satu kementerian dan lembaga lain. 

Cuman yang ada sekarang, jika komunikasi masih dilakukan satu pintu, ya tidak ideal juga. Corong komunikasi perlu, tinggal yang dibawa level lain mengikuti saja, selama tidak menyentuh atau menabrak hal-hal yang substansi. Misalnya, ketika pemerintah kelabakan soal isu gas melon 3 kg. Ada kementerian menimpakan untuk segera membereskan permasalahan tersebut. Ada lagi, corong komunikasi istana menyebut bahwa kebijakan gas 3 kg bukan kebijakan di masa Presiden Prabowo. 


Yo weis... Oke Gazz


Comments

Popular posts from this blog

Pertanyaan-pertanyaan tentang: Apakah Para Blogger Sudah Mati?

Kutipan Favorit yang Eksistensialis

Surat Cinta Kepada Ibu Megawati