Pertanyaan-pertanyaan tentang: Apakah Para Blogger Sudah Mati?




Sebenarnya ini adalah pertanyaan konyol. Mempertanyakan blogger sudah mati, harusnya dimulai dengan pertanyaan awal, apa tujuan atau awal mula membuat blog? Bagi saya, sejak mulai membuat blog awal mulanya itu ikut tren. Daku masih ingat, sekitar tahun 2005, tahun segitu adalah awal pertamakali saya mulai postingan pertama saya. Jadi, kalau dibilang apakah para blogger sudah mati? sebenarnya belum. Karena saya sampai sekarang masih menulis di blog saya. Kalau ditanya apakah para blogger di Indonesia dari Sabang sampai Merauke makin berkurang atau sedikit. Saya bisa jawab, betul makin berkurang. 






Seingat saya awal mula membuat blog sejak tren awal di tiga tahun pertama sejak tahun 2000, lebih banyak dimotivasi karena keinginan belajar menulis, belajar mencurahkan isi dan uneg-uneg-semacam catatan harian di luar aktivitas harian. Saya masih menyimpan catatan-catatan pertama saya sejak memulai menjadi blogger. Pun berkomunitas dengan para blogger lain berbagi ilmu. Dari tahun tahun awal inilah muncul istilah Kopdar atau Kopi Darat, yakni janjian kongkow bareng membincang dunia blogan. Oh ya, awal mula dunia perblogan di Indonesia setahu saya hanya disediakan dua platform besar yang tren masa itu. Yakni: Blogspot.com dan Wordpress.com. Saya masih setia dengan keduanya, meski dari awal menggunakan blogspot/blogger, saya juga masih punya akun di wordpress: tukangpos.wordpress.com. Isinya catatan-catatan perjalanan dalam bentuk sajak yang kuantitasnya makin berkurang memang. Tapi apa daya saya. hehe.



Kenapa kuantitas atau jumlah tulisan makin sedikit ketika ngeblog?


Karena blogger itu ada bermacam-macam. Ada yang hanya coba-coba atau ikut-ikutan. Ada yang senang mengutak-atik perwajahan, tata letak dan mengulik adsense sekadar mendapatkan iklan demi monetisasi. Untuk jenis yang seperti ini intensitasnya ngeblog (mengisi dengan catatan-catatan/ upload) kebanyakan punah. Masalahnya kebanyakan blogger banyak bermimpi bisa menghasilkan uang. Memang ada yang menghasilkan uang. Tapi itu harus dibayar dengan resiko desain atau tampilan blog yang berantakan karena adsense, iklan dan lain-lain. 


Di sisi lain, orang-orang yang sejak awal memulai menjadi blogger atau ngeblog itu ada  di masa-masa pencarian jati diri. Di masa SMA dan Kuliah kebanyakan. Selepas tiga atau lima tahun berjalan, hilang ditelan rutinitas. Di masa-masa seperti ini banyak digelar pelatihan menulis blog, kopdar dan kongkow bareng mengundang blogger ternama. Meski sekarang kebanyakan pula, blogger ternama itu sudah beralih profesi. Saya ambil contoh salah satu yang masih eksis adalah Ndoro Kakung


Tapi sepertinya beliau sudah menjadi pakar personal branding. Ndoro Kakung ini, dulunya bekas Jurnalis. Saya pernah bertemu muka beberapa kali dengan beliau. Rokoknya klo tak salah ingat, Dji Sam Soe. Dan kelian tahu dia jurnalis apa? atau di media mana? media yang paling sering menulis istilah “Bekas” yang sebenarnya media mainstream lain kebanyakan menulis dengan kata “Mantan.” Misalnya, mantan gubernur (ini biasa), tapi kalau yang mempopulerkan istilah Bekas Gubernur (misalnya). Nama medianya Tempo. media ini memang tempat pembelajar yang baik bagi jurnalis handal. Kebetulan juga bekas di media ini. 


Jadi kenapa kuantitas tulisan makin sedikit ketika ngeblog bertahun-tahun. Jawabannya ada di rutinitas. Saya pernah berkeluh kesah soal rutinitas ini lewat khiasan di tulisan: Sepotong Kertas Membunuh Ahmad




Perkembangan blogger saat ini? Masihkah memberikan manfaat? 


Saya jawab masih. Kenapa? karena setiap cerita yang punya sudut pandang masing-masing bisa diambil hikmahnya, pelajarannya. Ibarat membaca buku cerita pendek (Cerpen) atau cerpen sekalipun. Seperti itulah manfaatnya. Cuman tergantung lagi seberapa banyak intensitasmu mengisi blog. Saat ini menulis di blog sebulan sekali saja itu sudah sesuatu hal yang luar biasa. Apalagi jika lebih dari sekali dengan pan jang maksimal 12 paragraf. itu sudah luar biasa. Setiap cerita pun ya ketertarikan. Setiap ide dan gagasan melahirkan ide-de atau gagasan-gagasan yang baru. Seperti itu bukan? 



Bagaimana dengan monetisasi? 


Sebenarnya saya tidak setuju mencari uang lewat blogger dengan cara memasukkan iklan-iklan seperti adsense dan sebagainya. Sebab, iklan-iklan inilah yang akan merusak perwajahan/disain blog anda. Di negara-negara maju, seperti AS dan Eropa. Blogger banyak dicari karena kisahnya bercerita dengan sudut pandang yang lain dibanding media-media mainstream. Saya percaya dan menduga blogger-blogger dengan informasi yang berbeda itu, punya donatur ketika akan menghadirkan kisah atau cerita dibalik cerita-cerita media maisntream. Ibaratnya, kalau anda ingin merencanakan sebuah penulisan informatif yang mendalam, anda harus merencanakannnya. Membuat bagan-bagan cerita yang akan anda sampaikan. 


Di dunia jurnalis, ketika seorang jurnalis lepas ingin menghadirkan peliputan mendalam, dia harus merencanakan detil seberapa besar biaya untuk mewawancarai narasumber di di luar kota, seberapa besar biaya pulsa yang dikeluarkan. Biasanya media bersangkutan akan membayar atau menanggung biaya-boaya ini. Jadi, kalau kita bawa dunia seperti ini ke dunia blogger saya yakin bisa. Independensinya tentu akan sangat tergantung dari informasi dan keterbukaan penulisnya. Itulah sebabnya blogger saat ini sudah banyak dianggap sebagai sebuah media baru. Pun juga youtuber dan influencer yang kredibel. 


Jadi kesimpulannya apa, biar blogger bisa bertahan?


Konsisten. Itu saja. Konsisten memberikan informasi di blog dengan cara menulis-menulis dan menulislah. Bahkan kalau anda bisa menggabungkan banyak platgform di blogger anda sekalipun, misalnya aktif di medsos (twitter, instagram dll) kemduian mentautkannya di blog ada. Pun anda adalah seorang youtuber, maka itu adalah nilai plus. Saya mencontohkan Denny Siregar yang seorang influencer media sosial (twitter dan youtube terutama). Ini satu contoh kecil. 



---Sedikit soal saya: Mulai ngeblog 2005. Blog pertama: Sekedarkolom.blogspot.com yang kini beralih ke blog berbayar: Bantalkepala.com 



Comments

Popular posts from this blog

Tjoen Tek Kie Nama Toko Obat Kuno di Jalan Sulawesi

Thoeng dan Pecinan di Makassar