Diam yang Ganjil
Pertanda diam itu seribu bahasa. Ia tak perlu berkata-kata banyak. Hanya tindakan, sikap, mimik, gerak tubuh atau apalah namanya. Lebih dari kata-kata. Halah! susah memaknainya. Kalau diam diartikan marah, tidak sayang tidak cinta. Ya juga susah. Tidak ada kata-kata yang lebih indah dari pertanda tubuh. Yang tidak terlihat sekalipun.
Misalnya, mana tau anakmu kalau kau baru pulang kerja dan anakmu dua tiga tahun itu sudah terdiur dan kauciumi malam-malam di saat dia terlelap. Pun istrimu, mana tau kauciumi dia, kauperbaiki selimutnya di malam hari pun ketika dia tertidur. Itu susahnya barangkali kalau perasaan sayang selalu diucapkan dengan kata-kata, padahal belakangnya boong.
Mirip buaya dan kucing. Jadi buaya ketika diluar, jadi kucing ketika di rumah. Masih lebih baik ketika dia jadi buaya di luar dan dirumah tetap keliatan seperti buaya. Eh salah, tetap seperti kucing. Buaya dan kucing hanya bahasa Laudya Cynthia Bella yang baru saja cerai dengan Engku (Engku siapa, taukk dah).
Cerita soal diam, itu banyak sekali maknanya. Diam-diam di lisan tapi hatinya nyerocos terus. ehh, tapi ngumung-ngumung soal diam, ada satu novel menurutku menarik untuk dibaca. Novel ini ditulis Agus Noor, judulnya Kisah-kisah Kecil dan Ganjil. Penasaran saya, membacanya, di dalam kisah itu pasti ada kata diam. Yakin saya, karena perihal diam juga perihal ganjil. ganjil bagi sebagian orang.
Lebih penasaran lagi, karena novel itu dibuatnya di masa orang mengurung diri sejak Pandemi Covid-19. Bayangin aja, kalau di rumah sendirian, bakal diam ngak tuh orang. Palagi di rumah ditemani anak dan istri, bakal setres ngak tuh orang? Kalau setres, masak berdiam diri aja. Makanya, saya penasaran. Jadi, sebenarnya, ini juga bukan sinopsis Novelnya mas Agus Noor ya. Wong dia udah dewa, produktifnya bikin kagum dan pasti bermakna itu novel.
Tapi patut ditelusuri itu novel sebagai ancaman berbahaya karena menggerogoti pikiran yang tidak bisa diam. Bisa jadi juga itu novel bikin ancam negara. Alih-alih kalau itu novel diboikot sebagai buku PKI, maka tulung saya dicarikan itu novel biar sebelum diboikot saya sudah membacanya. Diam-diam aja ya membacanya, biar orang tau maksudnya.
Comments
Post a Comment
sekedar jejak..