Masih Pusing Mikirin Kostum Kerja?


Kalau bagi lelaki urusan soal kostum itu gampangan. Punya tiga pasang sepatu, tujuh lembar kemeja, empat celana panjang serta lima pasang kaos kaki sudah cukup rasanya gonta-ganti busana kostum di tempat kerja. Apalagi kerja tanggung lapangan. Cari yang enak dipakai so simpel itu. Tapi beda urusannya soal kostum kerja bagi perempuan.



Misalnya ARIANNA Huffinton seorang CEO yang sudah instagramabel ini menyerukan gerakan pakai baju kerja yang sama setiap hari. Dia ingin para perempuan lebih memikirkan kinerja ketimbang apa yang harus dikenakan setiap harinya ke kantor. Dia mengatakan, hampir semua wanita menyukai pakaian.

Tetapi, ini tidak berarti jika wanita harus menghabiskan waktu hanya untuk menyusun pakaian yang berbeda setiap hari atau setiap acara. Inilah yang disebutnya style gap . “Ini mungkin tampak sepele, tetapi tidak. Seperti kata pepatah, waktu adalah uang dan begitu juga mindshare . Di dunia saat ini, ini merupakan keunggulan kompetitif ketika Anda memiliki lebih banyak waktu dan mindshare setiap hari untuk dihabiskan pada apa yang benar-benar penting,” ucap Arianna, dikutip Thrive Global .

Cara untuk mengubah ini adalah dengan membuat pengulangan pakaian yang sama seperti yang dilakukan pria. Menurut survei TotalJobs, lebih dari sepertiga wanita mengatakan merasa tertekan berpakaian dengan cara tertentu dan sekitar tiga perempat dari mereka menemukan keputusan untuk mengenakan pakaian yang sulit. Sedangkan, 88% pria mengaku tidak pernah khawatir tentang apa yang harus dipakai.

Dia mencontohkan beberapa wanita telah melakukan pengulangan ini. Seperti Tiffany Haddish yang mengenakan gaun putih yang sama di karpet merah pemutaran perdana filmnya, Girls Trip , lalu memakai baju yang sama saat menjadi pembawa acara SNL dan Oscar. Aktris ternama Gayle King pun membuat kolase tentang pengulangan baju yang dipakainya selama enam tahun. Lalu, Diane Von Furstenberg, putri Anna Wintour, Bee Carrozzini, yang mendaur ulang gaun yang sama dua kali dalam 48 jam.

Dari kerajaan ada Kate Middleton, kemudian Michelle Obama dan Melania Trump. Dia mengatakan, apa yang kita kenakan memiliki dampak nyata pada bagaimana perasaan kita tentang diri sendiri. Itu pada gilirannya memengaruhi pekerjaan, keyakinan, kreativitas, kemampuan untuk fokus dan berkolaborasi. Dia pun memperkenalkan The Psychology of What We Wear to Work . Thrive Global dan The Business of Fashion, sumber daya harian yang penting bagi orang dalam mode, melakukan survei terhadap 2.700 profesional tentang bagaimana pakaian kerja mereka memengaruhi psikologi mereka.

Sekitar 49% perempuan merasa sadar diri tentang pengulangan pakaian di tempat kerja. Dikutip Quartz , Arianna memilih untuk tidak melakukannya. Sebagai gantinya, pendiri The Huffington Post dan CEO Thrive Global ini memilih gaun yang sama untuk setiap acara publik yang dia hadiri. Dia lebih suka menghabiskan energinya untuk keputusan bisnis daripada keputusan pakaian. Dia pun mengadvokasi gerakan ini dengan kampanye #Repeats di akun Instagramnya. Dia memamerkan pakaian sama yang dikenakannya pada beberapa acara. Dia mengatakan, merayakan dan memiliki ide pengulangan adalah cara yang bagus untuk mulai menutup kesenjangan gaya, memberi wanita kebebasan yang sama seperti yang dimiliki pria miliki dalam menyusun pakaian mereka untuk hari itu.

Dilansir Today , dia sempat menyuarakan hal ini saat berbicara di KTT Wanita Paling Kuat Fortune (FortuneĆ­s Most Powerful Women Summit ) pada 2017. Jadi, kostum kerja apa yang anda kenakan hari ini? Bodo amat. Wong daku naik krl stiap hari, so klo naik kereta mana ada kustum yang sudah rapi disetrika malamnya abis naik krl kusut lagi. Jadi apakah anda masih mau memikirkan kostum anda?

 —-soal sosok Arianna saya kutip dari koran sindo edisi 9 September 2019 plus fotonya

Comments

Popular posts from this blog

Pertanyaan-pertanyaan tentang: Apakah Para Blogger Sudah Mati?

Tjoen Tek Kie Nama Toko Obat Kuno di Jalan Sulawesi

Thoeng dan Pecinan di Makassar