Inspirasi Tukang Sabun

Tiba-tiba saja, saya mencabut modem dan meletakkannya begitu tak karuan di atas meja. Jauh dari biasa, saban kali mau mengetik sesuatu, saya menjelajahi Om Google. Kali ini sedikit berbeda, karena mendapati inspirasi menarik ala tukang sabun, tukang colek dan tukangtukang lainnya usai bertemu dengan Bob Sadino. Singkatnya, Bob Sadino seorang pengusaha top. Bisnisnya baru melambung tinggi di usia 60 tahun. Usianya sekarang menyentuh 79 tahun. Dia bilang, 42 tahun mengalami kebingungan hingga di usia 60 tahun tak kebingungan lagi.

Begitu enteng ia jawab. "Kalau mau maju, memang harus bingung," katanya singkat. Om Bob, begitu, ia biasa disapa. Di acara diskusi panggung di Balai Kartini Om Bob cuma bilang, kalau mau jadi pengusaha harus punya kemauan yang kuat. "Kemauan kuat juga belum cukup. Bikin tekad bulat, berani ambil peluang, tahan banting, jangan cengeng, jangan terbelnggu pikiran, dan selalu bersyukur kepada sang pencipta," begitu katanya.

Untuk sebuah liputan, acara yang berlangsung di balai Kartini itu adalah diskusi panggung mendaulat pengusaha tangguh berpengalaman, Bob Sadino dan Ibu Martha Tilaar pendiri Martha Tilaar Grup. Pesertanya ada ratusan orang. Mereka antusias mengejar impian jadi pengusaha sukses. Tapi, berkali-kali para peserta menanyakan apa kiat menjadi sukses Om Bob keburu memotong. "Jangan tanya saya apa itu sukses. Saya juga tidak tahu. Saya tidak pernah mengenal kata itu," tegasnya.

Spontan peserta dibuat sedikit bingung, meski mereka pada akhirnya juga semakin antusias. Diselingi tawa karena jawaban Om Bob begitu cengengesan dan cuek. Bercelana jeans dipadu kemeja kotak, Om Bob memang top.

Saya menggarisbawahi kata-kata Om Bob. "jangan membelenggu pikiran dengan harapan-harapan. "Tidak ada harapan disini. yang ada adalah mencoba terus. Anda jatuh pada akhirnya akan bangun juga. Jadi jangan membebani pikiran anda yang bikin bingung," ujarnya.

Santai begitu bapak tua ini, seolah tak ada susahnya. Buru-buru seusai acara diskusi panggung itu saya penasaran bertanya lagi dengan pertanyaan pamungkas. "Pak kuncinya apa sampai bapak bisa seperti ini. Berjalanlah apa adanya, jangan bebani pikiran yang bikin kamu bingung dan tak bisa melangkah," jawabnya.

Om Bob bilang, kalau kamu berdagang itu, apa kamu rugi terus? atau kalau kamu berdagang apa kamu untung terus? tentu tidak bukan. "Alangkah baik jika kamu berdagang lebih banyak ruginya, tapi sekali untung, bisa lama untungnya bahkan bisa untung terus dan rugi sedikit pada akhirnya. Jadi, jangan bebanipikiranmu dengan pertanyaan yang bikin bingung," katanya.

Dan, kenapa saya menulis malam ini, dengan segera mencabut modem sambungan internet, tanpa embel-embel Om Google atau ritual pemanasan--melihat-lihat jejaring sosial sebelum menulis, sekadar alibi cari inspirasi? Karena barangkali saya begitu bersemangat mencermati apa yang dibilang Om Bob. Sedari biasa, sebelum menulis sesuatu saya bertetekbengek dengan tekanan dalam kepala saya. Bahwa tulisan saya harus seperti ini, atau malam ini harus seperti itu. Sedikit-sedikit paripurnalah. Hasilnya ya, kayak ini. ini yang anda baca ini. Dan mujarab, karena memang saya tanpa beban menulisnya.

Kalau toh, tulisan ini masih jelek juga bagi pembaca yang budiman. Kata Om Bob, kalau kamu jatuh 999 kali, kamu harus bangun yang ke seribu kali. Haha, jadi kalau tulisan saya masih kacau macam begini, barangkali tulisan saya belum sampai tulisan ke seribu. Jadi, jangan belenggu pikiran anda sodara. Jalani seperti mengalir saja tanpa beban yang bikin bingung. Apapun itu, mau jadi pengusaha, mau jadi penulis, mau jadi fotografer, tukang foto, tukang sabun, tukang kue, pada akhirnya ada keberhasilan pada angka percobaan ke sekian. Makasih. (Cemunggudd kaka' wkwkwkwk. tulisan lengkap di koran sindo. 'belajar dari pengusaha tangguh')

Comments

Popular posts from this blog

Tjoen Tek Kie Nama Toko Obat Kuno di Jalan Sulawesi

Pertanyaan-pertanyaan tentang: Apakah Para Blogger Sudah Mati?

Thoeng dan Pecinan di Makassar