EGO-- (Catatan Feby)
Hai tuhan yang baik, saya ingin mengadu banyak hal tentang satu masalah. Kau tahu, dan mereka barangkali juga tahu apa itu ego. Sebatas yang saya tahu, ego adalah hak dalam hati seseorang untuk peduli maupun tidak peduli terhadap sesuatu.
Tapi saya kira, jika ego demikian artinya lantas kenapa harus ada yang sakit. Ada petunjuk yang pernah memberikan, kalau mengatasinya mudah. Yaitu, dengan selalu berpikir positif. Tapi, jika semisal saya sudah berpikir seperti itu atau mereka, lantas kenapa pula masih ada sedikit masalah. Saya selalu menganggap ini hanya masalah, kurangnya komunikasi yang baik.
Supaya tambah tahu, dan tidak membingungkan, sebenarnya bagaimana menyamakan persepsi perasaan di dalam interaksi kita dengan orang yang kita sayangi. Tidak peduli orang itu adalah kekasih, teman baik, dan sahabat terdekat bahkan saudara sekalipun.
Terbuka, jawabmu. Tapi saya pikir tidak harus selalu begitu. Untuk beberapa orang, banyak yang sangat-sangat terbuka kepada saya. Atau saya yang sangat terbuka kepada mereka, tapi, ketika saya atau mereka memberikan pesan tersirat untuk menyelesaikan masalah dengan tangan sendiri, dan tidak harus selalu menjadi sandaran keluh dan kesah justru kadangkala ada yang berpikir lain.
Terkadang, saya atau mungkin sebagian dari mereka lebih pandai berkilah dari suatu masalah. Sebagian lagi tidak. Tuhan, jika kau punya ilmu berkomunikasi yang sangat baik berilah petunjuk. Sebab, tidak semua apa yang kami sampaikan dan mereka sampaikan kepada kami bisa dimengerti. Jika suatu hal yang tidak dimengerti, dan itu menimbulkan ketidakjelasan barangkali itulah salah satu penyakit terberat kami (Ego-manusia), sampai sekarang.
Saya tahu, di antara sekian keburukan yang paling murka di muka bumi ini salah satunya adalah ego. Sebuah penyakit terpendam yang datangnya dari dalam hati. Jika ada satu bilik kamar kecil dari banyak bilik yang tidak terterangi di dalam hati, barangkali disitu ada yang tercederai. Kalau boleh menyebut, itulah yang saya katakan sebagai penyakit Ego. Dan saya tahu, masing-masing dari kita punya penyakit seperti ini.
Saya tidak ingin membahasnya secara filosofis, sebab engkaulah yang paling maha tahu tentang itu. Seorang yang paling cerewet di muka bumi ini pun, saya yakin punya masalah dengan ego, begitu juga sebaliknya.
Saya tahu ketakutanmu tuhan, adalah ketika kami tak mampu lagi ditegur dan diberitahu. Saya lebih takut lagi kami telah melampui penyakit yang berada satu tingkat di atas penyakit ini. Namanya BEBAL.
----(Saya catat ulang dari catatan tangan hariannya Feby Sang Elis. Ia adalah lelaki yang memerankan tokoh perempuan dalam catatan hariannya yang tercecer di tangan saya. Catatan ini, saya dapat waktu masih ngampus dari seorang senior. Ternyata masalah kami sama di kekinian.. hahaha)
Tapi saya kira, jika ego demikian artinya lantas kenapa harus ada yang sakit. Ada petunjuk yang pernah memberikan, kalau mengatasinya mudah. Yaitu, dengan selalu berpikir positif. Tapi, jika semisal saya sudah berpikir seperti itu atau mereka, lantas kenapa pula masih ada sedikit masalah. Saya selalu menganggap ini hanya masalah, kurangnya komunikasi yang baik.
Supaya tambah tahu, dan tidak membingungkan, sebenarnya bagaimana menyamakan persepsi perasaan di dalam interaksi kita dengan orang yang kita sayangi. Tidak peduli orang itu adalah kekasih, teman baik, dan sahabat terdekat bahkan saudara sekalipun.
Terbuka, jawabmu. Tapi saya pikir tidak harus selalu begitu. Untuk beberapa orang, banyak yang sangat-sangat terbuka kepada saya. Atau saya yang sangat terbuka kepada mereka, tapi, ketika saya atau mereka memberikan pesan tersirat untuk menyelesaikan masalah dengan tangan sendiri, dan tidak harus selalu menjadi sandaran keluh dan kesah justru kadangkala ada yang berpikir lain.
Terkadang, saya atau mungkin sebagian dari mereka lebih pandai berkilah dari suatu masalah. Sebagian lagi tidak. Tuhan, jika kau punya ilmu berkomunikasi yang sangat baik berilah petunjuk. Sebab, tidak semua apa yang kami sampaikan dan mereka sampaikan kepada kami bisa dimengerti. Jika suatu hal yang tidak dimengerti, dan itu menimbulkan ketidakjelasan barangkali itulah salah satu penyakit terberat kami (Ego-manusia), sampai sekarang.
Saya tahu, di antara sekian keburukan yang paling murka di muka bumi ini salah satunya adalah ego. Sebuah penyakit terpendam yang datangnya dari dalam hati. Jika ada satu bilik kamar kecil dari banyak bilik yang tidak terterangi di dalam hati, barangkali disitu ada yang tercederai. Kalau boleh menyebut, itulah yang saya katakan sebagai penyakit Ego. Dan saya tahu, masing-masing dari kita punya penyakit seperti ini.
Saya tidak ingin membahasnya secara filosofis, sebab engkaulah yang paling maha tahu tentang itu. Seorang yang paling cerewet di muka bumi ini pun, saya yakin punya masalah dengan ego, begitu juga sebaliknya.
Saya tahu ketakutanmu tuhan, adalah ketika kami tak mampu lagi ditegur dan diberitahu. Saya lebih takut lagi kami telah melampui penyakit yang berada satu tingkat di atas penyakit ini. Namanya BEBAL.
----(Saya catat ulang dari catatan tangan hariannya Feby Sang Elis. Ia adalah lelaki yang memerankan tokoh perempuan dalam catatan hariannya yang tercecer di tangan saya. Catatan ini, saya dapat waktu masih ngampus dari seorang senior. Ternyata masalah kami sama di kekinian.. hahaha)
Comments
Post a Comment
sekedar jejak..