Kesederhanaan Dalam Jazz Fariz RM
Setiap pencinta musik jazz tidak bisa memungkiri, musik ini adalah improvisasi tanpa batas. Dan improvisasi adalah kesederhanaan yang ditampilkan tiga musisi jazz Indonesia, Fariz RM, Idang Rasjidi, dan Eddy Syahroni di malam jazz penampilan mereka di liquid Hotel Clarion, Makassar.
Sebelum tiga musisi jazz itu tampil, kelompok Pakarena in Jazz yang dimotori peniup Flute Abdi Basyid dan pagendang Daeng Basri menampilkan tiga lagu jazz etnik. Penampilan mereka membuka pentas Jazz malam itu, menambah pukau pengunjung.
Belum mulai berkata-kata, Idang Rasjidi memainkan jemarinya diatas papan keyboard. Peniup Saxopone Mochammad mengikuti improvisasi Idang, terlebih dentuman drum Edy Syahroni dan perkusi dari Saku Rasjidi. Nanda sang gitaris terus melengking memadu instrumen yang dikomando Idang bersama pemetik bass Sadu Rasjidi.
Bibir Idang terus mengikuti irama Bipbop jazz. Kurang lebih ada setengah jam improvisasi itu, hingga akhirnya sang bintang yang di tunggu Fariz RM muncul di hadapan pengunjung.
"Kita beri tepuk tangan buat Farizz RM," teriak Idang menyambut sahabatnya Fariz. Fariz langsung membuka konsernya dengan lagu selangkah Kesebrang. Kesederhanaan yang di tampilkan Fariz memang penuh makna.
Selangkah Kesebrang yang berdurasi lebih dari lima menit ditambah improvisasi fariz dengan keyboard khasnya yang bertingkat, menambah semarak nostalgia Jazz malam itu. Fariz seolah menutup kelam masa lalu dengan lagu itu. " Diawal duka dalam diri terselubung kelabu Lembut menyatukan menyapa. Diawal duka dalam diri, tenggelam dalam nada aksara kata-kata," lepas Fariz yang tanpa ekspresi memaknai lagu ciptaannya.
Total ada sekitar lima lagu yang di bawakan Fariz malam itu, termasuk Barcelona dan Sakura. Sekitar satu jam penampilan Fariz RM, Idang Rasjidi dan Edy Syahroni memang lepas, dengan improvisasi instrumen yang memukau.
Sebelum tiga musisi jazz itu tampil, kelompok Pakarena in Jazz yang dimotori peniup Flute Abdi Basyid dan pagendang Daeng Basri menampilkan tiga lagu jazz etnik. Penampilan mereka membuka pentas Jazz malam itu, menambah pukau pengunjung.
Belum mulai berkata-kata, Idang Rasjidi memainkan jemarinya diatas papan keyboard. Peniup Saxopone Mochammad mengikuti improvisasi Idang, terlebih dentuman drum Edy Syahroni dan perkusi dari Saku Rasjidi. Nanda sang gitaris terus melengking memadu instrumen yang dikomando Idang bersama pemetik bass Sadu Rasjidi.
Bibir Idang terus mengikuti irama Bipbop jazz. Kurang lebih ada setengah jam improvisasi itu, hingga akhirnya sang bintang yang di tunggu Fariz RM muncul di hadapan pengunjung.
"Kita beri tepuk tangan buat Farizz RM," teriak Idang menyambut sahabatnya Fariz. Fariz langsung membuka konsernya dengan lagu selangkah Kesebrang. Kesederhanaan yang di tampilkan Fariz memang penuh makna.
Selangkah Kesebrang yang berdurasi lebih dari lima menit ditambah improvisasi fariz dengan keyboard khasnya yang bertingkat, menambah semarak nostalgia Jazz malam itu. Fariz seolah menutup kelam masa lalu dengan lagu itu. " Diawal duka dalam diri terselubung kelabu Lembut menyatukan menyapa. Diawal duka dalam diri, tenggelam dalam nada aksara kata-kata," lepas Fariz yang tanpa ekspresi memaknai lagu ciptaannya.
Total ada sekitar lima lagu yang di bawakan Fariz malam itu, termasuk Barcelona dan Sakura. Sekitar satu jam penampilan Fariz RM, Idang Rasjidi dan Edy Syahroni memang lepas, dengan improvisasi instrumen yang memukau.
Comments
Post a Comment
sekedar jejak..