Posts

Showing posts from December, 2009

Bakar Ikan Terpanjang Makassar, Batal Masuk MURI

Nah. Seperti yang sudah saya sebutkan sebelumnya berterimakasihlah kepada pawang hujan. Tapi kenapa mereka tidak melirik pawang hujan, saat dimulainya hajatan besar yang akan masuk rekor museum rekor indonesia sebagai festival bakar ikan terpanjang di dunia ! Hasilnya, bisa mereka lihat sendiri. Acara yang jauh hari menghabiskan dana hingga ratusan juta rupiah itu, sia-sia belaka karena hujan yang turun di pagi hari. Padahal pawang hujan bisa menunda hujan. Tapi apa mau dikata, mereka pikir pawang hujan hanya cocok untuk ritual kedatangan sang presiden di Makassar (dan itu batal juga). Berapa banyak yang dipersiapkan menyambut hajatan itu ? sepuluh ton ikan yang mencapai sekitar 50 ribu ekor, rang atau jaring terali besi jendela sepanjang 5 kilometer lebih, batu bata yang mencapai ribuan, arang seberat 70 kilogram yang dibungkus dalam karung-karung beras, serta pasir sebanyak dua truk. Anda bisa menebak bagaimana jadinya jika festival bakar ikan itu dilakukan di jalan raya sepanjang 5,...

pawang hujan

Saya ingin sekali mewawancarai seorang pawang itu, yang begitu hebatnya meniadakan hujan meski hanya dalam hitungan jam. Tapi apa mau dikata, tugas mengatakan lain. Sejak tadi saya memperhatikan langit. Mereka sempat berawan, bahkan awan tebal yang gelap sudah terlihat sekitar pukul sebelas, pagi itu. Saya memacu motor saya ke Jalan Metro Tanjung bunga tempat pameran kelautan dan bahari dalam rangka hari nusantara untuk suatu tugas peliputan. Saya menantang angin kencang pagi itu. Di atas motor saya sudah berpikir, sang pawang pasti kewalahan, bahkan gagal menunda hujan. Dua hari sebelum tanggal sembilan, perayaan hari nusantara yang jatuh tepat bersamaan dengan perayaan hari anti korupsi sedunia, dipastikan hujan. Dan saya juga mengira demikian. Sebab, sekitar pukul 3 sore, saya sudah kehujanan, memantau kasak-kusuk persiapan perayaan hari lokasi acara di Tanah Tumbuh, sebuah delta yang digadang-gadang akan berdiri Center Point of Indonesia. Basah tentu saja, tenda beratap terpal biru...

tiga tahun blogger makassar

Saya pernah sangat mengilhami kalimat ini : ‘keseringan membuat surat dengan dirimu sendiri, niscaya nanti kau akan bisa melihat dirimu yang lain. Dan ternyata di dalam dirimu bukan hanya terdapat dirimu saja. Tapi ada banyak yang menghuninya.’ Kata-kata ini, sangat terasa ketika saya pertamakali ngeblog sekitar pertengahan tahun 2005. Kalimat ini saya dapatkan waktu berdiskusi kecil dengan M Aan Mansyur, penyair yang menumbuhkan gairah menulis saya pertamakali. Saya bukan ahlinya ngeblog. Tapi saya suka menulis, apapun itu. Objeknya tentu saja bukan di koran-koran, kecuali ada beberapa sewaktu masih mahasiswa dan saat ini, sejak jadi wartawan koran. Saya merasa, sejak mengenal blog, saya bisa mengenal diri saya sebagaimana menulis mengajarkan saya seperti itu. Bagi saya (dan ini subjektif), blog layaknya tempat menyimpan keluh dan kesah. Ia akan bersinar dengan sendirinya meski tak harus selalu di update (tiap jam, tiap hari) semacam facebook tentu saja. Itu sebab, bagi saya blog adal...