Sepotong kertas yang membunuh Ahmad
Kesehariannya itu-itu juga, berkutat dengan rutinitas yang sama. Jam delapan pagi masuk kantor, jam empat sore pulang kantor. Pernah suatu ketika ia berteriak di rumahnya, setelah lima tahun menjalani pekerjaan seperti itu. "Aku Bosaannnnn!!!!!, Saangat bosan," teriaknya di dalam rumah yang dihuninya sendiri. Rumah itu, adalah satu-satunya warisan orang tua yang ditinggal mati karena kecelakaan pesawat dua tahun lalu. Sebagai sekretaris sebuah perusahaan. Seorang lelaki sebenarnya tak layak menyandang profesi itu. Tapi sang bos, tau siapa pemuda ini. "saya ini dipekerjakan oleh bos, karena almarhum bapak saya dulunya akrab dengan beliau." katanya singkat. Gaji yang lumayan sebagai seorang sekretaris perusahaan. Ia hanya cukup menyediakan koran di waktu pagi untuk si bos. Menyiapkan jadwal acara, dan sesekali menyiapkan kopi. Itu jika sekretaris perempuan yang satunya sudah pulang tentu saja. "Yah, itulah pekerjaan saya. Seolah semuanya sudah terjadwal dengan me...