Pohon Apel

di bawah pohon apel belakang rumah kita, kau ingin ada disitu
sebagai janji biar anak kita kelak mudah memetiknya

kau tak ingin dikubur di pemakaman yang ramai seperti lalulintas pagi,
di hari senin, katamu

Tapi hanya di bawah pohon apel yang jauh dari ramai,
dan orang-orang tidak menziarahimu

juga supaya kau bisa meraba anakanakmu kelak yang ditinggal hidup
dan berpesan pohon apel itu adalah kau, yang menjelma sebatang dan beranting dedaun

itu sebabnya, anak-anak rajin merawatmu memetiknya dan memberinya ke tetangga
mereka tidak pernah melahap sebuah apel pun sayang

memetikmu seperti memandang engkau yanh memarahi, menasehati dan membelai kami

Comments

Popular posts from this blog

Pertanyaan-pertanyaan tentang: Apakah Para Blogger Sudah Mati?

Tjoen Tek Kie Nama Toko Obat Kuno di Jalan Sulawesi

Thoeng dan Pecinan di Makassar