pengamat dan contreng
Saya menyukai teori. Karena tertantang mengapa bisa mereka yang oleh kita selalu mematok darisitu. Tapi saya tidak sependapat teori selalu ilmiah tanpa pernah melihat yang ilmiah itu, seperti apa. Seperti di bangku kuliah saja. Petani punya teori sendiri, nelayan juga punya teori sendiri. Apalagi tukang kayu punya teori sendiri yang tidak selalu serupa dengan si ahli yang memiliki teori yang Wahhh. Tetapi, saya juga ingin sekolah. Sekolah yang tidak hanya memberi teori. Beberapa orang, bahkan anda barangkali sependapat dengan saya menyamakan si ahli dengan tukang kayu adalah dua hal yang berbeda. Itulah sebabnya saya sedikit membenci pengamat. Sepenuhnya mereka selalu melandasi berdasarkan si ini dan si anu. Lihatlah pengamat yang ada di koran-koran kita. Mereka hanya menggambarkan, bukan melihat langsung atau paling tidak menelitilah keadaan sebenarnya. Pengamat seperti halnya Mencontreng-sebuah istilah pemilu yang universal membingungkan, adalah dua hal serupa yang berpotensi membodohi masyarakat.
mudahmudahan khalayak calon pemilih nanti mengerti contreng itu tidak sekadar menandai..
seperti halnya pengamat, tidak sekedar bicara
mudahmudahan khalayak calon pemilih nanti mengerti contreng itu tidak sekadar menandai..
seperti halnya pengamat, tidak sekedar bicara
Comments
Post a Comment
sekedar jejak..