Menulis seperti halnya berpacaran

Beban menulis, adalah sesuatu yang memuncah di kepala kadangkala membuat saya tidak bisa tidur dengan tenang. Itulah susahnya membuat janji dengan diri sendiri. Hati-hati dengan hal-hal yang seperti itu. Semisal anda berencana membuat tulisan dengan deadline sebentar malam yang betulbetul harus sebentar malam. Biasanya kita sangat tidak mudah menepatinya. Untuk memenuhi janji-janji seperti itu, kalau saya hanya menyiasatinya dengan menulis sebaris dua baris. Meski terkadang tidak sama sekali. Padahal, begitu banyak ide dikepala yang beterbangan seperti kunangkunang ilusi. Tapi tetap saja saya tidak bisa menangkap kunang-kunang itu. Menulis dengan hati tentu saja berbeda menulis dengan deadline. Tetapi akan sungguh memuaskan jika menulis dengan hati dan deadline yang tepat waktu. Seorang jurnalis berbeda dengan seorang penyair. Tetapi bukan tidak mungkin jika seorang penyair juga memenuhi deadline layaknya seorang jurnalis. Itu sungguh luarbiasa.

Saya paling sering menyiasati janji menulis saya seperti halnya janji dengan perempuan yang saya cintai. Dengan begitu, saya bisa membayangkan apa yang terjadi jika saya membatalkan janji untuk bermalam minggu bersama perempuan saya. Kena putus, ngambek atau ‘tidak dapat jatah’. Karena itu jadikanlah tulisan anda sebagai kekasih yang paling anda cintai. Cuma satu hal yang perlu diperhatikan. Seperti perkataan teman (ingat Ochan) kekasih itu seperti cuaca. Tidak selalu bisa diajak kompromi. Karena itu pandai-pandailah merawat tulisan sepandainya kita merawat kekasih kita.

Selamat berpacaran dengan tulisan anda..

Comments

Popular posts from this blog

Pertanyaan-pertanyaan tentang: Apakah Para Blogger Sudah Mati?

Tjoen Tek Kie Nama Toko Obat Kuno di Jalan Sulawesi

Thoeng dan Pecinan di Makassar