Meditasi Zen
Dari dulu saya paling suka Agama Budha atau sejenisnya. Meski saya seorang muslim, membandingkan keterkaitan antara kesederhanaan Sang Budha dan Kesalehan Nabi Muhammad SAW bisa jadi masuk akal. Karena itu, sejujurnya saya lebih mudah memahami kesederhanaan Budha.. yang bersifat perilaku dan pikiran..
beruntunglah saya karena saya terhenyak dengan tulisan jalan sejati yang saya kutip dari kawan saya_Adam Kurniawan :
Jalan sejati itu tidaklah sulit sekiranya anda tidak memungut dan memilih. Tak pula mencintai atau membenci, dan anda akan mengerti dengan jelas. Menyimpang serambut saja, dan anda terpisah jauh darinya bagai langit dan bumi. Jika anda ingin jalan itu tampak, janganlah menyokong maupun menentang. Menyokong dan menentang saling bertolak belakang.
Inilah penyakit pikiran. Tanpa mengenali prinsip misterius ini sia-sialah berlatih keheningan. Jalan itu sempurna bagaikan angkasa raya, tanpa kekurangan, tanpa kelebihan. Karena menggenggam dan menolak, anda tak dapat mencapainya.
Jangan mengejar eksistensi berkondisi; jangan tinggal dalam menerima kekosongan, dalam kesatuan dan kesamaan, kekacauaan lenyap dengan sendirinya. Menghentikan aktifitas dan kembali ke keheningan, dan keheningan itu malah akan semakin aktif. Cuma mandek dalam dualitas, Bagaimana anda bisa mengenali keesaan?
jika anda gagal menembus keesaan, kedua tempat kehilangan fungsinya. Buang eksistensi dan engkau justru jatuh kedalam eksistensi; ikuti kekosongan dan engkau justru memunggunginya. Bicara dan berpikir berlebihan membelokkan anda dari keselarasan dengan jalan itu. Pangkas bicara dan berpikir, dan dimanapun juga tiada yang tak dapat anda tembus.| Foto : Tejasurya.com |
beruntunglah saya karena saya terhenyak dengan tulisan jalan sejati yang saya kutip dari kawan saya_Adam Kurniawan :
Jalan sejati itu tidaklah sulit sekiranya anda tidak memungut dan memilih. Tak pula mencintai atau membenci, dan anda akan mengerti dengan jelas. Menyimpang serambut saja, dan anda terpisah jauh darinya bagai langit dan bumi. Jika anda ingin jalan itu tampak, janganlah menyokong maupun menentang. Menyokong dan menentang saling bertolak belakang.
Inilah penyakit pikiran. Tanpa mengenali prinsip misterius ini sia-sialah berlatih keheningan. Jalan itu sempurna bagaikan angkasa raya, tanpa kekurangan, tanpa kelebihan. Karena menggenggam dan menolak, anda tak dapat mencapainya.
Jangan mengejar eksistensi berkondisi; jangan tinggal dalam menerima kekosongan, dalam kesatuan dan kesamaan, kekacauaan lenyap dengan sendirinya. Menghentikan aktifitas dan kembali ke keheningan, dan keheningan itu malah akan semakin aktif. Cuma mandek dalam dualitas, Bagaimana anda bisa mengenali keesaan?
jika anda gagal menembus keesaan, kedua tempat kehilangan fungsinya. Buang eksistensi dan engkau justru jatuh kedalam eksistensi; ikuti kekosongan dan engkau justru memunggunginya. Bicara dan berpikir berlebihan membelokkan anda dari keselarasan dengan jalan itu. Pangkas bicara dan berpikir, dan dimanapun juga tiada yang tak dapat anda tembus.| Foto : Tejasurya.com |
Comments
Post a Comment
sekedar jejak..