Sekiranya Saya Seorang Walikota

Dengan tidak bermaksud menjiplak judul tulisan dari Soewardi Soeryaningrat di surat khabar De Express, 19 Juli 1913 silam. Menyambut Pilkada walikota makassar, ijinkan saya berandai-andai mengenai hajatan yang berlangsung empat tahunan ini. Apalagi, sekiranya saya terpilih menjadi seorang walikota, akan saya gratiskan pendidikan gratis yang menjadi program caloncalon kepala daerah dimanapun anda berada. Tentu saja mudah bagi saya untuk mengucapkannya di hadapan khalayak ramai masssa kampanye. Tetapi sebetulnya tidak begitu, sekiranya saya seorang walikota , pendidikan gratis di Kota Makassar bagaikan mimpi usang antara bumi dan langit jauhnya.

Saking jauhnya, saya hanya bisa menghilangkan pungutan liar saja dulu. Jangankan pendidikan gratis, buku gratis saja belum pernah ada-yang ada hanya bisnis-dan tentu saja tidak gratis. Barangkali yang begitu bisa disebut pungutan liar di sekolah. Sekiranya saya seorang walikota, saya akan memanfaatkan semua indera saya sebisa mungkin memantau dan mengontrol apa yang menjadi keluhan masyarakat. Warga masyarakat menginginkan tempat tingal yang layak, bebas dari sampah dan polusi udara. Pengusaha kecil rumah tangga menginginkan rasa aman dan pengurusan ijin yang tidak berbelit-belit. Pengusaha paling kecil rumah tangga semisal penjual tempe tahu, sayuran dan penjual ikanhanya menginginkan persaingan harga yang sehat dan tidak semena-mena.

Sekiranya saya seorang walikota, warung coto Makassar saya wajibkan menggunakan daging lokal, biar tidak mudah kena obesitas dan warga makassar tidak lagi mengeluh di warung-warung coto bagadang. Makassar memiliki dinas peternakan yang seharusnya memberdayakan daging lokal, bukan malah sebaliknya ‘berbisnis’ daging dari luar, jadi, jika rapat tiba tidak selalu berbicara stok cukup hingga bulan sekian. Cukup, karena telah disimpan berhari-hari dalam pendingin barangkali. Karena saya muslim jika saya seorang walikota, setiap hari jumat sesekali saya akan menjadi pengkhotbah di masjid-masjid yang terbiasa meminta sumbangan di jalanan. Selain pasti meningkatkan celengan masjid, juga bisa mengantisipasi kemacetan dan kecelakaan lalulintas.

Tetapi itu, hanya sekiranya .. Inlander..

Comments

Popular posts from this blog

Pertanyaan-pertanyaan tentang: Apakah Para Blogger Sudah Mati?

Tjoen Tek Kie Nama Toko Obat Kuno di Jalan Sulawesi

Thoeng dan Pecinan di Makassar