saking banyak

semakin banyak wajah yang dilihatnya tiap hari
membuatnya lupa nama-nama yang menempel di wajah
orangorang yang baru saja dilihatnya lagi.
kalau dahulu, cukup mudah dia menerkanya,
lalu menempel nama pada wajah-wajah seperti
stempel jempol jari di kertas kosong

barangkali karena dia anggota masyarakat yang terhormat
memiliki banyak teman dan relasi, satu persatu
cap jempol yang mudah dikenalinya itu perlahan sudah
tak berbekas lagi....

cap jempol wajah mereka, identitas yang mudah diterkanya
tak merekat lagi, kehabisan tinta barangkali
juga selalu berujung uang, sebagai tanda terimakasih

Comments

Popular posts from this blog

Pertanyaan-pertanyaan tentang: Apakah Para Blogger Sudah Mati?

Tjoen Tek Kie Nama Toko Obat Kuno di Jalan Sulawesi

Thoeng dan Pecinan di Makassar