kita berkarya kita sembunyi

di makassar, kita belum sampai pada titik mumpuni untuk
dibilang penyair. Kecuali ada beberapa, tetapi tidak usah
menyebut namanya. Biasanya ada yang terjebak ketika salah
satu diantaranya kita bilang penyair. ramerame kita menyerang
mereka atas nama 'penyair makassar' yang mengatasnamakan
penyair. suatu waktu kita yang merasa tetap berkarya hingga
dikatakan penyair nantinya akan digerayangi dari segala arah

itulah sebabnya kenapa para penyair yang bahagia, hidup
jauh dari hingar bingar kehidupan kota, tetapi menikmati
keindahan kota di kejauhan. mereka tak terjamah, karena
tinggal di tengah rawa tetapi begitu tahu menggambarkan
kehidupan kota dibanding para penyair yang hidup di kota

mereka tak terjamah dari serbuan kritik aneh keberpihakan
sajak mereka lahir dari hati yang bukan pesanan, hidup jauh
dari hingar bingar, juga membunuh ego mereka tentang penyair

Comments

Popular posts from this blog

Pertanyaan-pertanyaan tentang: Apakah Para Blogger Sudah Mati?

Tjoen Tek Kie Nama Toko Obat Kuno di Jalan Sulawesi

Thoeng dan Pecinan di Makassar