lelang sajak

entah berapa yang membaca sajak itu
sudah lima hari dia masih menempel
di tembok itu, dia dan beberapa sajak
lain berbisik :

bacalah aku yang mengandung isi kehidupan
kita berjalan menuju jalan yang hampirhampir
benar..


dan yang lain juga mengharap :

bacalah aku bacalah aku
karena aku menuntunmu
selami saja maknanya
aku juga tak memaksa


ada juga yang cemas :

jangan melupakanku
sembunyikan aku
di batok kepalamu
biar nanti menyatu


sajak itu masih menunggu
dan yang lain berguguran
satusatu dicabuti
hanya tinggal sajak itu

barangkali dia menang
dalam lelang seadanya
dia bertahan sampai lusuh
sampai tak terbaca lagi..

esoknya,
masih menanti sajak baru
juga mereka, berbisik dan berharap

ingin jadi lusuh tak terbaca

itu berarti menang lelang

di tempat seadanya

sesederhananya

Comments

Popular posts from this blog

Pertanyaan-pertanyaan tentang: Apakah Para Blogger Sudah Mati?

Tjoen Tek Kie Nama Toko Obat Kuno di Jalan Sulawesi

Thoeng dan Pecinan di Makassar