Seikat Permen dan Janji
“Anakku yang manis, ayah dan ibu akan membelikanmu seikat permen.
Asalkan kamu berjanji untuk menjadi anak yang suka berderma kepada orang lain.
perhatikanlah pengemis itu, kuberitahu kamu anakku ia bukan pengemis...
bisa saja ia malaikat yang mengawasi kita”.
kata ayah kepada si anak,
sementara ibunya mencubit pipi si anak semata wayang. di sebuah pasar
yang tepat bagi mereka bertiga sekeluarga
melepas kepenatan sekedar mencari bahagia
selang lima belas menit kemudian
di depan mata sang anak, ayah dan ibunya mati
dibunuh orang tak dikenal
masih memegang seikat permen
pemberian ibu dan bapaknya
"kan kutunjukkan seikat permen kepadamu
anakku, buah janji dari ibu dan bapakku yang mati
bahwa aku penderma, aku menjadi apa yang diharapkannya
kupelihara seikat pemen itu nak sebagaimana kupelihara janjinya........
"anakku entah apa yang kau pinta skarang slalu kupenuhi
apakah bapak dan ibumu juga harus mati anakku, seperti kakek dan nenekmu
hanya karna tak ingin kau menjadi durhaka"..
Asalkan kamu berjanji untuk menjadi anak yang suka berderma kepada orang lain.
perhatikanlah pengemis itu, kuberitahu kamu anakku ia bukan pengemis...
bisa saja ia malaikat yang mengawasi kita”.
kata ayah kepada si anak,
sementara ibunya mencubit pipi si anak semata wayang. di sebuah pasar
yang tepat bagi mereka bertiga sekeluarga
melepas kepenatan sekedar mencari bahagia
selang lima belas menit kemudian
di depan mata sang anak, ayah dan ibunya mati
dibunuh orang tak dikenal
masih memegang seikat permen
pemberian ibu dan bapaknya
"kan kutunjukkan seikat permen kepadamu
anakku, buah janji dari ibu dan bapakku yang mati
bahwa aku penderma, aku menjadi apa yang diharapkannya
kupelihara seikat pemen itu nak sebagaimana kupelihara janjinya........
"anakku entah apa yang kau pinta skarang slalu kupenuhi
apakah bapak dan ibumu juga harus mati anakku, seperti kakek dan nenekmu
hanya karna tak ingin kau menjadi durhaka"..
Comments
Post a Comment
sekedar jejak..