Filosofi Kopi, Perjalanan Hidup dan Pertanyaan ''Kenapa', 'Bagaimana'

Mungkin sedikit berhubungan

Kopi yang baik tak hanya bergantung pada citarasa. Cerita tentang racikan Robusta diseduh dan dicampur aroma arabika, tak sebanding dengan suasana......
//
Hidup itu bukan untuk kerja. Tetapi kerja adalah untuk hidup. Dijamin kalo hidup untuk kerja, yang ada hanyalah bagaimana menambah dan memperbanyak kekayaan. Kalau kerja adalah untuk menopang hidup, yakin saja kreatifitas akan lahir dari situ.....
//
Bukankah hidup juga butuh jalanjalan, mencari ketenangan dan inspirasi kemudian melahirkan pertanyaan 'Bagaimana', bagaimana kalau begini, bagaimana kalau begitu. Pertanyaan 'kenapa' hanya muncul pada filosofi mendasar kenapa hidupku begini, atau kenapa hidup saya cuma kerja melulu..
//
Kebanyakan dari tokoh dunia menemukan segala sesuatunya dari sebuah kebetulankebetulan, biasanya bukan dari sebuah rencana. Melihat kegagalan adalah sebuah pelajaran berharga..
'Kenapa' lalu 'Bagaimana'
Sebut saja si 'eureka-eureka' dia menemukan sesuatu pada saat berendam di dalam bak mandi dan keluar di keramaian banyak orang dengan telanjang
"Aku menemukannya"

Lalu apakah hubungan antara Filosofi kopi, perjalanan Hidup dan pertanyaan 'kenapa', 'Bagaimana' ??

Hubungannya baikbaik saja

Kini hidupnya yang seorang pegawai rendahan, juga memiliki waroeng kopi larismanis racikannya, untungnya lebih dari pendapatannya sebagai pegawai rendahan dibanding jutaan rupiah tiap hari yang masuk ke waroengnya.

Karna ia pecinta kopi membuat filosofi berdasarkan pahitnya kopi seperti perjalanan hidupnya yang berliku dan pahit namun tabah dan berusaha dimulai dengan 'kenapa' lalu 'bagaimana'.
Nasibnya ada di tangannya
Takdirnya sudah jelas di Tangan-Nya


(cerita waroeng kopi)

Comments

Popular posts from this blog

Pertanyaan-pertanyaan tentang: Apakah Para Blogger Sudah Mati?

Tjoen Tek Kie Nama Toko Obat Kuno di Jalan Sulawesi

Thoeng dan Pecinan di Makassar